Harga emas bergerak dalam rentang yang sempit, seolah sedang menimbang-nimbang langkah selanjutnya. Para investor di seluruh dunia kini memusatkan perhatian mereka pada satu acara utama, yaitu simposium tahunan Federal Reserve di Jackson Hole.
Di tengah ketidakpastian ini, secercah harapan justru muncul dari meredanya beberapa ketegangan geopolitik global. Namun, pertanyaan besarnya tetap sama, ke mana arah harga emas selanjutnya? Mari kita bedah bersama.
Geopolitik Mereda, Emas Kehilangan Kilau?
Emas sejak lama dikenal sebagai safe-haven asset. Sederhananya, saat dunia dilanda ketidakpastian, entah itu perang, krisis ekonomi, atau ketegangan politik, investor cenderung memindahkan asetnya ke emas untuk mencari keamanan.
Belakangan ini, beberapa awan gelap di panggung global tampak sedikit menipis. Perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok diperpanjang, dan ada sedikit kemajuan dalam pembicaraan AS-Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Meredanya tensi ini secara alami mengurangi permintaan terhadap emas sebagai aset pelindung nilai, sehingga menekan kilaunya untuk sementara waktu.
Mata Dunia Tertuju pada Jerome Powell
Fokus utama pasar saat ini tertuju pada Wyoming, Amerika Serikat, tempat berlangsungnya Simposium Jackson Hole. Ini bukan sekadar konferensi biasa, ini adalah panggung di mana para bankir sentral dunia berkumpul, dan pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell, adalah yang paling dinanti.
Kebijakan suku bunga The Fed adalah salah satu penggerak utama harga emas. Logikanya begini, jika suku bunga turun, imbal hasil dari instrumen seperti obligasi menjadi kurang menarik. Akibatnya, emas yang tidak memberikan bunga menjadi alternatif yang lebih menggoda.
Sebaliknya, suku bunga yang tinggi cenderung menekan harga emas. Pasar telah memperkirakan adanya pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, namun bisikan akan pemotongan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin bisa menjadi bahan bakar yang mendorong harga emas lebih tinggi.
Prediksi dan Proyeksi Teknikal ke Depan
Tim Mandiri Finansial telah memantau pergerakan ini dengan cermat menggunakan analisis teknikal. Seperti yang telah kami proyeksikan dalam analisis yang dipublikasikan pada 12 Agustus lalu, harga emas memang mengalami koreksi signifikan setelah menyentuh area resistensi kunci di level Fibonacci 0.618 – 0.786.
Area tersebut kami identifikasi sebagai puncak dari Wave B atau Wave 2, yang mengindikasikan potensi penurunan lanjutan, dan prediksi tersebut terbukti akurat.
Kini, analisis kami menunjukkan bahwa harga emas sedang berada dalam fase konsolidasi untuk menyelesaikan struktur Wave 1. Secara spesifik, kami melihat adanya potensi pembentukan pola Ending Diagonal pada bagian akhir dari gelombang ini.
Sederhananya, ini adalah fase “tarik napas” sebelum harga bersiap untuk pergerakan selanjutnya. Setelah fase ini berakhir, kami memproyeksikan adanya potensi kenaikan jangka pendek menuju area $3,370 sebagai sebuah reli korektif (Wave 2).
Rekomendasi Teknikal
Menerjemahkan analisis teknikal yang kompleks ini, artinya ada peluang jangka pendek yang bisa kamu perhatikan. Pergerakan harga emas saat ini membuka potensi untuk posisi beli dengan target yang terukur, seiring proyeksi kenaikan sementara sebelum tren yang lebih besar ditentukan oleh sinyal dari The Fed.
Bagi kamu yang mempertimbangkan untuk masuk ke pasar, berikut adalah rekomendasi teknikal dari Tim Mandiri Finansial:
- Buy Entry: $3,319.382
- Stop Loss (SL): $3,304.382
- Take Profit (TP): $3,373.288
Pasar emas sedang berada di persimpangan jalan yang krusial. Di satu sisi ada ketenangan geopolitik yang menahan lajunya, namun di sisi lain ada potensi kebijakan moneter longgar dari The Fed yang bisa mendorongnya terbang tinggi. Tetaplah terinformasi, karena dalam dunia investasi, pengetahuan adalah kunci untuk menavigasi setiap ketidakpastian.
