Highlight
- Target pendapatan Salesforce melampaui $60 miliar pada 2030 didorong oleh inovasi AI.
- Sektor Data & AI menunjukkan momentum kuat dengan pertumbuhan pendapatan 120% dari tahun ke tahun.
- Tantangan jangka pendek seperti monetisasi AI yang lambat menjadi perhatian investor di tengah ketidakpastian ekonomi.
Raksasa perangkat lunak cloud, Salesforce (CRM), baru saja menetapkan target jangka panjang yang sangat ambisius. Perusahaan ini memproyeksikan pendapatan Salesforce akan melampaui $60 miliar pada tahun fiskal 2030, sebuah angka yang berada di atas ekspektasi rata-rata analis Wall Street.
Menurut data LSEG yang dikutip oleh Nasdaq, analis sebelumnya memperkirakan pendapatan tahunan Salesforce di angka $58,37 miliar pada 2030. Kabar ini sontak membuat saham perusahaan naik hampir 4% dalam perdagangan setelah jam kerja normal.
Di Balik Target: Kerangka Pertumbuhan “50 by FY30”
Untuk mencapai tujuan besar ini, Salesforce memperkenalkan kerangka kerja pertumbuhan baru yang disebut “50 by FY30”. Menurut laporan Reuters, kerangka ini bertujuan untuk mencapai kombinasi angka 50 pada akhir tahun fiskal 2030.
Angka 50 ini merupakan gabungan dari dua metrik utama: tingkat pertumbuhan langganan dan dukungan (dalam mata uang konstan) ditambah non-GAAP operating margin.
Sederhananya, non-GAAP operating margin adalah sebuah ukuran profitabilitas operasional inti perusahaan sebelum memperhitungkan beberapa item non-tunai atau yang tidak berulang.
AI Sebagai Mesin Pertumbuhan Utama
Kunci utama untuk mencapai target pendapatan Salesforce ini adalah inovasi produk yang agresif, terutama di bidang Data dan Kecerdasan Buatan (AI). Momentum di sektor ini sudah terlihat sangat kuat.
Seperti yang dijelaskan dalam presentasi Investor Day mereka yang diliput Reuters, pendapatan dari penawaran Data dan AI Salesforce mencapai $1,2 miliar pada kuartal kedua, menandai lonjakan 120% dari tahun ke tahun.
Platform AI andalan mereka, Agentforce, bahkan menyumbang sekitar $440 juta dalam pendapatan berulang tahunan (Annual Recurring Revenue/ARR) pada kuartal yang sama. Agentforce dirancang untuk mengotomatiskan berbagai tugas dan mengefisienkan operasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan margin keuntungan.
Respons Pasar dan Konteks Investasi
Meskipun respons pasar terhadap pengumuman ini positif, penting bagi kamu untuk melihat gambaran yang lebih besar. Laporan Nasdaq menyoroti bahwa saham Salesforce sebenarnya telah kehilangan 29% nilainya sepanjang tahun ini.
Para investor saat ini memberikan tekanan besar pada perusahaan-perusahaan cloud untuk membuktikan bahwa miliaran dolar yang digelontorkan untuk pengembangan AI dapat memberikan hasil nyata.
Di saat yang sama, ketidakpastian ekonomi makro membuat banyak klien menahan pengeluaran mereka.
Sebagai langkah tambahan untuk meningkatkan kepercayaan investor, Salesforce juga mengumumkan rencana untuk membeli kembali saham senilai sekitar $7 miliar dalam enam bulan ke depan.
Tantangan Jangka Pendek yang Perlu Diwaspadai
Optimisme jangka panjang ini bukannya tanpa tantangan. Nasdaq melaporkan bahwa pada bulan September, Salesforce sempat memberikan proyeksi pendapatan kuartal ketiga yang berada di bawah ekspektasi Wall Street.
Hal ini menjadi sinyal bahwa monetisasi dari platform AI mereka yang sangat diantisipasi mungkin berjalan lebih lambat dari yang diharapkan.
Kondisi ekonomi yang tidak menentu membuat beberapa klien menunda keputusan untuk berinvestasi pada teknologi baru.
Bagi kamu yang tertarik dengan saham teknologi AS, langkah Salesforce ini menunjukkan pertaruhan besar pada masa depan AI.
Keberhasilan mereka mencapai target pendapatan $60 miliar akan sangat bergantung pada seberapa cepat mereka bisa mengubah inovasi AI menjadi pendapatan yang konkret di tengah tantangan ekonomi global.







