Pasar saham Indonesia menunjukkan pergerakan yang sangat dramatis pada perdagangan hari ini, Senin (8/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat dibuka dengan penuh optimisme, harus berakhir anjlok lebih dari 1% di zona merah.
Pergerakan bak roller coaster ini dipicu oleh satu sentimen utama pengumuman perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto. Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa ini penting untuk portofolio investasimu? Saya merangkum analisisnya untuk kamu.
IHSG Sempat Menghijau di Pembukaan Sesi
Mengawali pekan, IHSG sebenarnya dibuka dengan optimisme tinggi. Pada akhir perdagangan sesi pertama, menurut laporan dari CNBC dan Bisnis, indeks tercatat menguat 0,58% ke level 7.912,95.
Kenaikan ini ditopang oleh beberapa saham berkapitalisasi besar. Tercatat bahwa emiten seperti Dian Swastatika Sentosa (DSSA) dan Telkom Indonesia (TLKM) menjadi kontributor kenaikan indeks poin terbesar pada sesi pagi. Sentimen positif ini juga sejalan dengan gerak mayoritas bursa di kawasan Asia-Pasifik yang dibuka menguat.
Kabar dari Istana Mengubah Arah Pasar
Namun, sentimen positif tersebut tidak bertahan lama. Situasi berbalik arah secara drastis pada sesi kedua perdagangan setelah adanya pengumuman resmi dari Istana Kepresidenan.
Seperti yang disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk melakukan perubahan susunan kabinet. Terinci bahwa ada lima kementerian yang menterinya diganti dan satu kementerian baru dibentuk.
Kelimanya adalah Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Koperasi, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Tepat setelah pengumuman ini, IHSG langsung terjun bebas ke zona merah.
Fokus Utama Investor: Pergantian di Kementerian Keuangan
Dari semua perubahan yang diumumkan, perhatian utama investor tertuju pada pergantian di pos Kementerian Keuangan. CNBC dan Detik secara spesifik mengaitkan anjloknya IHSG dengan kabar pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Pasar keuangan pada dasarnya menyukai stabilitas dan kepastian, terutama pada pos-pos ekonomi yang sangat strategis seperti Menteri Keuangan. Setiap perubahan di pos ini akan menimbulkan pertanyaan baru mengenai arah kebijakan fiskal dan ekonomi negara ke depan. Ketidakpastian inilah yang sering direspons negatif oleh pelaku pasar dalam jangka pendek.
Reaksi pasar ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Anjloknya IHSG juga pernah terjadi saat berhembus isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani pada pertengahan Maret 2025, seperti dicatat oleh Bisnis.
Kepanikan pasar tecermin dari rontoknya saham-saham unggulan atau blue chip. Terlihat bahwa penurunan saham seperti BBCA (-2,81%), BMRI (-3,42%), BBRI (-1,25%), dan TLKM (-1,27%) menjadi penekan utama indeks.
Pada akhirnya, IHSG ditutup terkoreksi dalam sebesar 1,28% ke level 7.766,84, seperti dilaporkan oleh Detik. Padahal, pada pembukaan perdagangan pagi, IHSG sempat dibuka menguat mendekati level psikologis 8.000.

Kejadian IHSG hari ini menjadi pengingat penting bagaimana sentimen politik dapat secara langsung dan cepat memengaruhi pasar modal. Bagi investor, ini menegaskan kembali pentingnya diversifikasi dan pemahaman bahwa faktor non-ekonomi juga memegang peranan krusial dalam pergerakan pasar.