Perang Israel Iran dan Efek Nyatanya ke Ekonomi, Inflasi, dan Hidup Kita

Perang Israel Iran Perang Israel Iran
Foto diambil dari Reuters

Minggu ini, dunia kembali diguncang ketegangan tingkat tinggi antara dua kekuatan besar Timur Tengah, Israel dan Iran. Bukan cuma saling ancam, mereka benar-benar saling serang, dan itu bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh.

Kami menyadari, buat kamu yang hidup di tengah kondisi ekonomi yang makin sensitif, kabar ini bukan sekadar berita internasional biasa. Ini bisa berimbas langsung kita semua, dari harga BBM sampai bunga cicilan rumah.

Apa yang Sebenarnya Terjadi pada Israel dan Iran?

Semua bermula saat Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran pada 13 Juni 2025, yang mereka beri nama “Operation Rising Lion.” Target utamanya adalah fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Fordow, serta markas militer di sekitar Teheran.

Langkah ini, menurut pemerintah Israel, adalah bentuk pencegahan terhadap ancaman nuklir yang dianggap semakin nyata. Serangan itu menewaskan setidaknya 78 orang, termasuk ilmuwan dan tokoh militer penting Iran.

Tak lama setelahnya, Iran membalas dengan lebih dari 150 misil balistik dan 100 drone bersenjata ke sejumlah kota besar di Israel. Tel Aviv, Rishon LeZion, dan sekitarnya jadi sasaran.

Respons Iran ini datang bukan hanya sebagai bentuk pembalasan, tapi juga pesan kuat ke negara-negara lain yang berpotensi ikut campur. Bahkan, Iran terang-terangan mengancam akan menyerang pangkalan militer AS, Inggris, dan Prancis jika mereka terlibat.

Reaksi Dunia Internasional

Amerika Serikat membantu Israel dengan sistem pertahanan udara dan kapal perang di Laut Merah. Inggris dan Prancis juga menyatakan dukungan moral dan militer, tapi tetap menyerukan de-eskalasi.

Sementara itu, Australia mengevakuasi warganya dari wilayah berisiko dan menutup sementara kedutaan di Teheran dan Tel Aviv. Negara-negara seperti Jerman, Bahrain, dan Uni Emirat Arab ikut menyuarakan keprihatinan, meminta agar konflik ini tak berkembang jadi perang regional besar.

PBB mendesak agar kedua pihak segera menahan diri dan memulai proses diplomasi kembali. Di sisi lain, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) khawatir serangan ke fasilitas nuklir Iran bisa memicu krisis lingkungan dan risiko kebocoran radioaktif.

Proses negosiasi nuklir Iran yang selama ini berjalan dengan AS dan Eropa pun akhirnya ditunda tanpa batas waktu. Kami melihat ini sebagai sinyal bahwa kondisi politik global sedang sangat rapuh.

Kenapa Ini Harus Jadi Perhatian Kita?

Buat kamu yang merasa konflik ini terlalu jauh, faktanya tidak demikian. Kenaikan harga BBM, potensi inflasi, nilai tukar Rupiah yang makin melemah, semua itu bisa terjadi karena ketegangan seperti ini.

Kalau Iran memblokir ekspor minyak, dampaknya bisa langsung terasa ke biaya logistik dan harga bahan pokok di Indonesia.

Bagi kamu yang punya cicilan rumah, KPR, atau modal usaha, situasi global seperti ini bisa bikin bunga pinjaman tetap tinggi. Karena bank sentral enggan ambil risiko saat ekonomi global diliputi ketidakpastian.

Kami melihat bahwa dunia kini berada di titik kritis. Jika konflik terus memanas, bukan tidak mungkin negara-negara lain seperti Rusia atau Tiongkok ikut terdorong untuk ambil posisi. Dan ini bukan cuma urusan politik atau perang, tapi krisis ekonomi yang lebih dalam bisa terjadi.

Kamu nggak harus jadi pakar geopolitik buat peduli sama konflik ini. Yang perlu kita pahami, setiap misil yang ditembakkan di Timur Tengah punya efek domino yang bisa sampai ke meja makan kita sendiri. Sekarang saatnya kita semua lebih waspada dan terus mengikuti perkembangan dengan kepala dingin.

Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.