Pernah nggak sih ngerasa hidup kamu tenang-tenang aja, tapi tiba-tiba ada tagihan atau kondisi darurat yang bikin keuangan kamu jungkir balik?
Nah, kalau pernah, berarti kamu butuh banget tahu cara mengumpulkan dana darurat dengan benar dan realistis.
Bukan cuma buat jaga-jaga, tapi juga biar kamu nggak kaget kalau hidup mendadak ngerubah rencana.
Punya dana darurat itu bukan cuma gaya hidup finansial sehat, tapi kebutuhan dasar di dunia yang bisa berubah dalam sekejap.
Apa itu dan Kenapa Dana Darurat Penting?
Dana darurat adalah sejumlah uang yang sengaja disimpan untuk mengantisipasi situasi tak terduga yang bisa mengguncang keuangan pribadi kita.
Misalnya, kehilangan pekerjaan, biaya pengobatan mendadak, atau bahkan kebutuhan sehari-hari ketika penghasilan terhenti.
Kami tekankan, ini bukan tabungan liburan, bukan juga buat beli HP baru. Dana darurat adalah penyangga kehidupan yang membuat kita nggak langsung panik atau utang sana-sini kalau hidup lagi ngerjain “plot twist”.
Kita tahu, hidup nggak bisa selalu direncanakan, apalagi kalau kita hidup di era serba digital seperti sekarang. Kami nggak ngada-ngada, ada datanya.
Menurut PT Jooara Rencana Keuangan, dari tahun 2011 sampai 2021, sebanyak 61,7% anak muda di Indonesia nggak punya dana darurat.
Penyebab utamanya? Gagal ngatur arus kas alias cash flow, dan… media sosial. Yup, tekanan buat tampil keren online ternyata bisa bikin kita lupa buat nyelamatin masa depan offline kita sendiri.
Kabar baiknya, kesadaran mulai tumbuh. Di survei JakPat bulan Desember 2024, 68% Gen Z yang menabung bilang mereka nabung buat dana darurat. Tapi tunggu dulu, itu dari hanya 46% Gen Z yang bilang mereka nyisihin gaji buat ditabung.
Artinya, cuma sekitar 31% dari seluruh Gen Z yang benar-benar ngebangun dana darurat. Sisanya? Mungkin masih kejar diskon flash sale atau nambah koleksi skincare.
Yang lebih bikin mikir, data dari Katadata Insight Center dan Zigi nunjukin bahwa cuma 8,9% responden punya dana darurat yang cukup buat hidup lebih dari setahun.
Ini ibarat kita semua lagi duduk di perahu yang bisa bocor kapan aja, tapi cuma segelintir orang yang bawa pelampung. Semuanya diawali dari literasi keuangan yang kurang memadai.
Berapa Banyak Dana Darurat yang Harus Dimiliki?
Banyak orang bilang dana darurat ideal bisa mudah ditentukan dengan kondisi kehidupan kamu saat ini.
Kalau kamu single dan belum punya tanggungan, minimal simpan dana untuk 3 sampai 6 bulan biaya hidup. Kalau kamu sudah menikah atau punya anak, idealnya kamu punya dana darurat yang bisa menutupi 6 sampai 12 bulan pengeluaran bulanan.
Tapi, apakah kamu benar-benar tahu berapa biaya hidup bulanan kamu saat ini?
Bagi kami, nggak semudah itu. Karena, nggak semua orang punya gaya hidup yang sama, jadi kita nggak bisa pakai patokan tunggal. Cara paling fair dan masuk akal adalah dengan ngitung berdasarkan pengeluaran rutin bulanan kamu secara detail.
Misalnya kamu anak muda yang belum menikah dan tiap bulan keluar duit kayak gini:
- Kost: Rp1.500.000
- Makan & minum: Rp1.200.000
- Transportasi: Rp500.000
- Pulsa & internet: Rp200.000
- Langganan streaming & hiburan: Rp150.000
- Jajan & ngopi: Rp450.000
- Total pengeluaran: Rp4.000.000 per bulan.
Berarti dana darurat ideal kamu ada di kisaran:
- Minimum (3 bulan): Rp12.000.000
- Ideal (6 bulan): Rp24.000.000
- Maksimum (12 bulan): Rp48.000.000
Dengan data kayak gini, kamu jadi tahu berapa yang harus ditarget, dan bisa mulai evaluasi cash flow (mana yang bisa ditekan, mana yang wajib tetap jalan). Makanya, penting banget buat selalu memiliki anggaran pribadi yang konsisten dan rutin diisi.
Cara Mengumpulkan Dana Darurat yang Praktis
Setelah kamu tahu nominal idealnya, sekarang saatnya ngeluarin jurus-jurus rahasia biar bisa ngumpulin dana darurat itu.
Tenang aja, kami jamin jurusnya bukan sulap atau skema cepet kaya. Ini realistis dan bisa kamu mulai dari sekarang.
1. Pisahkan dengan Rekening Utama
Ini wajib. Jangan simpan dana darurat di rekening yang sama buat gaji atau jajan. Karena kalau kamu lihat saldonya besar, bakal tergoda buat pake.
Buka rekening baru khusus dana darurat. Idealnya, rekening ini nggak dikasih kartu debit atau akses mobile banking yang terlalu gampang. Biar nggak gampang diambil pas lagi lapar mata.
2. Simpan di Aset yang Aman dan Likuid
Dana darurat harus bisa dicairkan cepat tanpa risiko nilai turun drastis. Jadi, simpan di tempat yang aman dan mudah diakses. Tapi jangan asal simpan, karena setiap instrumen punya kelebihan masing-masing.
Berikut ini panduan bentuk penyimpanan dana darurat berdasarkan likuiditas dan kecocokan:
Instrumen | Likuiditas | Cocok untuk |
Rekening tabungan biasa | Sangat tinggi | Dana darurat tahap awal |
E-wallet / bank digital | Tinggi | Dana darurat jangka pendek |
Reksadana Pasar Uang | Tinggi | Dana darurat jangka menengah |
Deposito fleksibel | Sedang-tinggi | Dana darurat jangka menengah |
Emas fisik/digital | Sedang | Diversifikasi dana darurat |
Pilih satu atau gabungan dari beberapa instrumen di atas biar dana darurat kamu tetap aman, bertumbuh sedikit, tapi tetap siap dicairkan kapanpun dibutuhkan.
Kalau kamu tahu konsep time value of money, kamu pasti akan paham seberapa pentingnya menyimpan di aset yang nilainya juga akan tetap sama (bahkan bertambah) di masa depan.
3. Tambahkan dari Semua Penghasilan Sampingan (Jika Ada)
Kalau kamu punya penghasilan tambahan, dari freelance, jualan online, atau jadi content creator dadakan, simpanlah semuanya untuk dana darurat, sampai terkumpul target dana darurat yang pertama (minimal 3 bulan).
Anggap aja itu bonus dari semesta buat mempercepat kamu nyampe ke zona aman finansial. Jangan langsung dihabisin buat wishlist, karena dana darurat kamu nggak bisa nunggu.
4. Mulai dari Kecil, yang Penting Konsisten
Kamu nggak perlu langsung ngumpulin Rp48 juta dalam sebulan. Mulai dari kecil, misalnya Rp20.000 sampai Rp50.000 per hari. Yang penting, kamu konsisten dan terus jalan.
Targetkan dulu dana darurat untuk 3 bulan pengeluaran. Begitu udah tercapai, naikkan ke 6 bulan. Setelah itu, kamu bisa lanjut targetkan sampai 12 bulan. Step by step, dan kamu akan lebih siap menghadapi apa pun.
Kalau kamu udah sampai di bagian akhir artikel ini, berarti kamu serius ingin ngerti cara mengumpulkan dana darurat yang masuk akal dan bisa kamu jalankan. Ini bukan teori idealis, ini strategi nyata buat kamu yang ingin hidup lebih aman dan tenang.
Jangan tunggu badai datang baru cari pelampung. Mulai sekarang, walaupun pelan, asalkan konsisten, kamu bisa bangun pondasi keuangan yang kokoh.
Yuk, buktiin kalau kamu bukan cuma melek finansial dan manajemen keuangan, tapi juga siap menghadapi.